Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberi arahan kepada personelnya agar waspada terhadap sel-sel tidur terorisme sehubungan dengan pecahnya perang Israel-Palestina.
Keterangan itu pun menjadi pro kontra bagi sejumlah kalangan.
Namun, keterangan itu justru mendapatkan dukungan dan disetujui oleh eks napi teroris (napiter) di wilayah Cirebon.
Dodi Suridi (29), eks teroris Bom Thamrin asal Kabupaten Cirebon menyebut, bahwa apa yang dinyatakan Kapolri itu justru benar adanya.
Di mana, konflik tersebut bisa memicu semangat juang dan memicu semangat pembelaan untuk membela saudara-saudara muslim di Palestina.
"Kondisi itu memang benar, tidak bisa disalahkan, cuma ada beberapa kawan-kawan (teroris) kami, ketika mendengar isu tadi justru mengekspresikannya dengan cara-cara salah, " ujar Dodi saat diwawancarai Tribun, Jumat (3/11/2023) malam.
Menurutnya, mengekspresikan dengan cara yang salah sendiri kerap dilakukan oleh para kaum yang masih terjerumus ke jaringan teroris, layaknya pemikiran dia dulu.
Di mana, mereka berniat membela saudara muslim untuk berangkat ke Palestina, namun akhirnya tak bisa berangkat.
Karena hal itu lah, dikhawatirkan mereka justru mengumpulkan massa untuk melakukan kericuhan di Indonesia yang akan berdampak pada keonaran di tanah sendiri.
"Seperti, di sana (Palestina) sedang jihad dan kita harus membela, lalu galang massa kajian tema-tema jihad, terus bikin rencana berangkat."
"Nah ketika berangkat pasti mentok nanti, karena tidak bisa."
"Ketika mentok itu lah nanti akan timbul permasalahan, seperti pemikiran saya dulu daripada jihad di sana (Palestina) dihalangi, kita bikin aksi di sini."
"Maka atas dasar itu lah, ketika Kapolri mengatakan konflik yang ada di Israel dan Palestina itu bisa memicu sel-sel tidur teroris itu memang benar, benar dalam arti kita dan polisi harus waspada, karena realitanya tadi dari bom Bali, konfliknya di mana, aksinya di mana, " ucapnya.
Eks tahanan Nusakambangan itu pun mengharapkan, agar masyarakat tetap tenang dengan keadaan konflik di timur tengah itu.
Lakukan lah hal-hal yang positif, seperti berdoa dan bergalang donasi untuk nantinya diberikan kepada kaum muslimin di sana.
"Jadi gini, pihak Palestina sendiri mengeluarkan suatu permohonan, satu doa ini yang paling penting."
"Di setiap salat, qunut kita itu doa. Jangan sampai ditinggalkan."
"Kedua, apa yang bisa kita bantu seperti donasi, kan banyak tuh, ya kita lakukan."
"Jadi kita jangan gegabah, cukup berdoa, galang dana sebisa kita, lalu kita siap, jangan malah buat kerusuhan atau memperkeruh suasana, " jelas dia.
Dukungan atas keterangan Kapolri juga diberikan oleh eks napiter asal Kabupaten Cirebon lainnya, Yusuf Firdaus (53).
Mantan napiter dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) itu menyebut, bahwasanya kondisi umat islam saat ini sejalan dengan keterangan dari orang nomor satu di institut Polri itu.
Apalagi, kondisi para mujahid militan atau para aktivis yang notabene adalah ukhuwah Islamnya itu tidak bisa dicabut dari nurani mereka.
Di mana, gejolak atas peperangan yang terjadi antara Israel dan Palestina pasti akan ada.
"Tapi yang harus digarisbawahi, bahwa jangan sampai dukungan yang kita ungkapkan justru dapat memecah belah umat dengan cara mengekspresikannya secara berlebihan."
"Seperti membuat kekacauan di Tanah Air, " kata Yusuf.